Kamis, 27 Oktober 2011

Satu Lagi Gastrokisis Di Duri - Hal 1

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - Belum hilang dari ingatan kita, beberapa minggu lalu, Ahmad, bayi berusia seminggu, meninggalkan kita. Putra warga desa Petani ini tak kuat menahan sakit usai menjalani operasi memasukkan ususnya yang terburai. Dalam istilah kedokteran, Ahmad mengalami Gastrokisis. Bayi malang ini kondisinya memprihatinkan, ia lahir cacat karena diduga mengalami gizi buruk kala dalam kandungan.

Kamis (27/10) dini hari musibah itu terjadi lagi. Bayi mungil dengan berat badan 1,6 kg, lahir dari rahim Lisbet Tampubolon. Sama dengan Ahmad, anak pertama Lisbet lahir dengan usus terburai. Dugaan sementara dokter yang menanganinya, anak yang dilahirkan Lisbet mengalami gizi buruk saat dalam kandungan. Wanita berusia 25 tahun ini memang hidup pas-pasan.

Bayi malang yang lahir dari pasangan Hendri Pakpahan (33) dan Lisbet Tampubolon (25). Bila menengok kondisi keluarga yang tinggal di jalan Durian, Kelurahan Titian Antui, Pinggir ini, memang serba kekurangan. Hendri tak punya pekerjaan tetap. Sementara istrinya hanya menjadi ibu rumahtangga.

Bayi bermarga Pakpahan ini bisa menghirup udara sekitar pukul 1.00 dini hari. Ia berhasil keluar selamat dari rahim Lisbet, dibantu bidan Yesi. Namun seluruh anggota keluarga tak menyangka bila anak pertama Lisbet menderita Gastrokisis.

"Saya tak menyangka anak pertama saya akan mengalami kelainan. Sebelumnya tak ada firasat apapun. Dan sungguh tak menyangka," ucap Hendrik sembari sesekali menundukkan kepala, Kamis (27/10).

Pria yang sehari-hari bekerja serabutan ini mengaku langsung mengantarkan anaknya ke RS Permata Hati. Dua jam setelah anaknya dilahirkan, Hendri langsung melarikan si bayi berjenis kelamin laki-laki ini untuk mendapat perawatan intensif.

Setelah di antar ke RS Permata Hati, bayi malang itu langsung masuk incubator. Dan ususnya yang terburai langsung mendapat penanganan. Usus bayi tersebut langsung diberi antibiotik supaya tak terjadi infeksi. Dan untuk membantu pernapasan, bayi tersebut di pasang selang oksigen di lubang hidungnya.

"Kondisi tubuh bayi ini stabil, namun dia lahir dengan berat badan yang lumayan kecil. Bobotnya hanya 1,6 kg. Namun semua kondisi anggota badannya tumbuh normal," ucap dirut RS Permata Hati, dr Efrianti.

Lanjut Efrianti, saat tiba di rumahsakit, kami langsung tangani dan berikan pertolongan pertama. Untuk selanjutnya, kami rujuk yang bersangkutan ke RSUD Arifin Ahmad di Pekanbaru. Untuk kelainan ini, Efrianti menduga kelainan ini disebabkan masa kehamilan yang tak sempurna. Nutrisi atau asupan gizi pada ibunya diduga tak memenuhi standar gizi yang dibutuhkan.

Neneknya saat dijumpai di ruang tunggu RS Permata Hati, M Boru Pakpahan mengatakan selama kehamilan, Lisbet tak mengalami kelainan apapun. Bahkan nampak sehat dan segar. Maka dari itu, saat seluruh keluarga melihat kondisi bayi, sangat terkejut dan tak menyangka.

Hal ini juga dibenarkan Hendri, selama hamil istrinya tak pernah mengalami apapun yang dapat membahayakan kandungannya. Bahkan secara rutin ia mengantarkan istrinya untuk periksakan kondisi kehamilan istrinya tiap bulan. Saat diperiksa bidan yang ada di dekat rumahnya, tak ada tanda-tanda akan mengalami kelainan.

"Bidan bilang, kondisi bayinya normal dan sehat. Ia hanya menyarankan untuk istri saya beristirahat cukup," lanjut Hendri menirukan ucapan bidan.

Setelah menyelesaikan administrasi di RS Permata Hati, Hendri terlihat gelisah. Wajahnya memancarkan ekspresi kebingungan. Kepalanya kerap menunduk dan sesekali tangannya mengusap rambut. Pada Tribun ia mengatakan, bingung mencari biaya perawatan anaknya ke depan.

dr Efrianti berpesan supaya keluarga tidak panik menghadapi cobaan ini. Lanjutnya, segala administrasi di RS Permata Hati kami bantu. Sekaligus keberangkatan anaknya ke Pekanbaru.

Selanjutnya, ia mengimbau keluarga untuk meminta rujukan dari Puskesmas. Dan bagi keluarga untuk mengurus jamkesda. Urusan administrasi dan jaminan kesehatan akan diurus UPTD Kesehatan Mandau.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar