Rabu, 12 Oktober 2011

Jangan Terburu-buru Hubungi Wartawan

Laporan, Wicaksana Arif Turbrilian

DURI, TRIBUN - "Ibu itu ngantuk duduk di ruang pertemuan," tegur kadis Pendidikan Bengkalis, Herman Sani pada guru yang tertidur di ruangan. Pertemuan antara kepala dinas dengan guru-guru se kecamatan Mandau dilaksanakan di ballroom hotel surya, Rabu (12/10). Agenda itu digelar dengan konsep temu ramah bersama kadis Pendidikan Bengkalis.

Kedatangan Herman ke Duri disambut sekitar 570 guru se kecamatan Mandau. Dalam pertemuan itu tak ada pembahasan apapun yang bersifat penting atau rahasia. Hanya sekedar koordinasi di jajaran dinas pendidikan Bengkalis. Dalam kesempatan itu, Herman mengungkapkan perasaannya yang tak sesuai dengan sikap guru-guru di Mandau yang kerap melakukan aksi demonstrasi.

"Saya tak suka dengan guru-guru yang tak mencerminkan sifat bijak dan menjadi panutan. Bila ada keluhan, kekesalan, ataupun aspirasi, sebaiknya tidak diekpresikan lewat jalur demonstrasi," ucapnya.

Lanjutnya, aksi-aksi demikian sebenarnya tak memberi solusi atas aspirasi guru. Namun justru menambah masalah baru di dunia pendidikan. Bukankah menjadi guru itu berarti menjadi panutan bagi siswanya. Dan gara-gara aksi tersebutn, akhirnya hak siswa menuntut ilmu harus tergadai karena gurunya sibuk demonstrasi.

Bila ada aspirasi yang ingin disampaikan, sebaiknya melalui jalur yang sudah ditetapkan. Sampaikan ke kepala sekolah terlebih dulu, bila tetap tak tembus, sampaikanlah ke kepala UPTD. Bila tetap tak ditemukan solusinya, baru disampaikan ke kepala dinas langsung.

"Jangan pula sedikit-sedikit mengadu ke wartawan. Karena bila keluhan-keluhan itu didengar wartawan, keadaan malah jadi runyam. Semua orang jadi tahu," lanjut Herman.

Lebih lanjut Herman mengeluh, dunia pendidikan di Mandau sudah terlampau pintar. Dari semua keluhan yang datang padanya, lebih dari 50 persen dari Mandau. Selebihnya datang dari Bengkalis dan kecamatan lain. Di antaranya tentang pendapatan, mutasi, problem honorer dan nasib sekolah swasta.

Untuk itu dia bersama jajaran mengaku sedang melakukan pengkajian yang lebih mendalam. Sekaligus melakukan pembenahan manajemen di tubuh pendidikan Bengkalis yang tergolong minim prestasi. Selain itu, perbaikan manajemen dan kebijakan yang akan diambil tentunya tetap berpendirian pada keadilan.

"Banyak guru-guru mengeluh tentang pendapatan antara guru yang rajin dengan yang malas-malasan mengerjakan kewajiban. Keluhan itu disebabkan pendapatan antara keduanya disamaratakan," tandasnya.

Ribut-ribut tentang bergulirnya isu mutasi guru yang akan diputuskan, ia memastikan hingga januari 2012 takkan ada ketakutan itu. Pembenahan-pembenahan ini sebagian besar disebabkan lantaran seringnya bongkar muat pejabat di Bengkalis. Manajemen yang belum tertata rapi harus berganti dengan aturan baru.

Lanjutnya, kedepan dinas pendidikan Bengkalis, akan mengutamakan peningkatan mutu pendidikan. Jangan hanya melulu memikirkan kuantitas. Ia berpesan pada sekolah negeri yang ada di Mandau untuk memberikan ruang pada sekolah swasta. Tak usah tiap tahun menambah kuota penerimaan. Begitu halnya sekolah swasta, tingkatkan mutu pendidikan yang ditawarkan.

"Bagi sekolah swasta harus terus memacu perbaikan mutu, meski dengan kuantitas yang terbatas. Namun bagi sekolah negeri juga tak perlu terus menambah kuota penerimaan. Dalam satu lokal dipaksakan berjumlah 40 siswa. Akhirnya bertumpuk-tumpuk kayak pasar," tambahnya.

Mengenai keterlambatan pembayaran gaji guru honor yang sering terlambat, kita akan buat pembayaran melalui rakening tabungan. Jadi kepala UPTD tak perlu repot-repot membawa duit banyak-banyak lalu dibagikan.
Yang penting diperhatikan yakni peningkatan mutu pendidikan. Ciptakan suasana kondusif di kecamatan Mandau, bukan terus meributkan uang.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Tidak ada komentar:

Posting Komentar